Selasa, 30 November 2010

Tumor payudara adalah benjolan pada payudara yang terbentuk akibat sel-sel payudara yang membelah dan menggandakan diri terlalu cepat. Tumor payudara dapat bersifat jinak dan ganas. Tumor jinak payudara tidak menyebar ke jaringan sekitar maupun ke organ tubuh lain. Tumor ganas payudara dapat menyebar ke jaringan sekitar maupun ke organ tubuh lain. Tumor ganas payudara inilah yang disebut kanker payudara. Bagaimanakah cara kita mengetahui kelainan payudaraSebenarnya sangat mudah melakukannya tinggal kita bayangkan → kemudian kita rasakan → kita lihat → kita raba → kita lakukan pemeriksaan secara lebih mendalam (mamografi).
Hal yang pertama adalah kita bayangkan : gampang saja kita bayangkan bentuk payudara yang normal kemudian kita cocokkan dengan punya kita
Hal yang kedua kita rasakan : paling gampang adalah perasaan nyeri. Rasa nyeri ini bisa terjadi dalam keadaan normal maupun tidak normal. Yang normal adalah perasaan nyeri yang dirasakan sewaktu mendapatkan haid (menstruasi). Perasaan nyeri ini biasanya dirasakan tidak satu sisi tetapi dua-duanya. Adapun perasaan nyeri yang tidak normal adalah saat terjadi infeksi/peradangan, trauma, tumor, dll.
Hal yang ketiga adalah kita lihat : dilakukan dengan duduk di depan kaca → setelah selesai mengamati angkat kedua lengan ke atas kemudian amati lagi.
1. Kita perhatikan warna kulit pada bagian payudara yang sakit, biasanya akan tampak kemerahan atau malah tampak seperti kulit jeruk (keriput). Warna kemerahan bisa disebabkan karena infeksi, sedangkan kalau terlihat seperti kulit jeruk ini disebabkan karena edema. Kalau muncul seperti gambaran ini kita harus lebih waspada karena bisa jadi gejala kanker.
2. payudara yang tampak tidak sama besarnya
Pembesaran payudara, keadaan ini juga bisa terjadi dalam keadaan normal maupun tidak normal. Yang normal adalah pembesaran payudara saat mendapatkan haid dan saat hamil/menyusui.
Penarikan puting susu, keadaan ini bisa terjadi karena ada sesutu hal di sekitar (bawah) puting entah itu tumor ataupun yang lainya.
3. Puting susu mengeluarkan cairan. Pengeluaran cairan dari puting susu yang normal terjadi pada saat hamil/menyusui, pengaruh penggunaan pil kontrasepsi yang lama, masa menyusui yang terlalu lama. Sedangkan yang tidak normal apabila cairannya kemerahan, bau busuk ataupun amis disertai keadaan payudara yang tidak normal.
Hal yang keempat adalah kita raba :
Pada perabaan : payudara yang sakit terasa panas, teraba benjolan (empuk, atau keras), sakit saat diraba. Ada teknik – teknik khusus yang dilakukan untuk memeriksa payudara yakni dengan cara melakukan periksa payudara sendiri (SADARI).
Caranya :
1. Pijatlah pelan-pelan daerah sekitar puting dan amatilah apakah tidak keluar cairan yang tidak normal. Dalam keadaan normal, kedua puting susu: simetris, bebas digerakan, dan hanya mengeluarkan air susu.
2. Berbaringlah dengan lengan kanan di bawah kepala → letakkan bantal kecil di bawah punggung kanan → rabalah seluruh permukaan payudara kanan anda dengan tangan kiri, caranya : rabalah dengan 3 pucuk jari tengah yang dirapatkan → lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tapi mantap, dimulai dari pinggir terus ke tengah (puting), dan kembali lagi dari pinggir dengan mengikuti arah putaran jarum jam → perhatikan bila ada benjolan yang mencurigakan. INGAT ! GEJALA PERTAMA dan utama dari kanker payudara adalah timbul benjolan.
3. Lakukan hal yang sama, tapi dengan lengan kiri di bawah kepala sedang tangan kanan meraba payudra kiri anda.
4. Bagian payudara sebelah samping (kanan dan kiri) adalah bagian yang paling sering ditemukan tumor payudara.
5. Bila meraba benjolan yang mencurigakan, konsultasikan segera ke dokter anda.
6. Lakukan SADARI sekali sebulan setelah haid.
Hal yang kelima ini bisa kita lakukan pada awal atau pada akhir tahap yakni dengan pemeriksaan secara lebih mendalam. Pemeriksaan ini bisa dilakukan dengan mamografi. Keuntungan pemeriksaan dengan cara mamografi ini adalah teknik ini diharapkan bisa mendeteksi kelainan payudara seawal mungkin. Jadi kita bisa mengetahui kelainan awal sebelum semuanya jadi berantakan.Bicara mengenai kelainan payudara, maka kita mengenal beberapa kelainan antara lain :
1. Kelainan Kongenital (bawaan): kelainan bentuk (amastia kiri), jumlah puting susu
2. Radang (infeksi) : mastitis,
3. Tumor jinak : FAM, kista payudara
4. Tumor ganas : kanker payudara
Keterangan :
a. Kelainan Kongenital
• Amastia, kelainan bentuk ini bisa terjadi manakala payudara yang satu tidak tumbuh secara sempurna, jadi kesannya cuma memiliki 1 payudara saja.
b. Radang/infeksi
• Mastitis lazim terjadi pada wanita yang sedang hamil ataupun menyusui walaupun pada kasus lain juga ada yang . Disebut mastitis karena pada payudaranya mengalami radang. Radang timbul bila terjadi perlukaan di payudaranya sehingga memudahkan kuman masuk dan menginfeksinya. Penyakit ini ada 2 tahap yakni tahap peradangan dan tahap abses (Jawa : wudun). Saat tahap yang pertama biasanya cukup dikompres dengan air hangat, kemudian diberikan obat penghilang rasa nyeri dan bagian yang sakit disokong dengan kain 3 sisi. Bila sudah memasuki tahap abses, maka abses itu harus dibersihkan → kemudian dikasih drain untuk mengalirkan nanah dan jaringan nekrotiknya → dibalut tekan untuk emnghentikan laktasi → diberi obat sesuai penyebabnya.
c. Tumor Jinak Payudara
• Fibro Adenoma Mamae (FAM). Ini merupakan salah satu jenis tumor jinak payudara. Biasa timbul pada wanita usia remaja sampai dewasa muda sekitar 20 – 35 tahun. Tumor ini selain menimbulkan benjolan yang pada perabaan kenyal, tidak melekat (bisa digerakkan), rasa sakit dirasakan tapi tidak sangat. Tidak ada hubungannya dengan siklus menstruasi artinya saat menstruasi tidak tambah besar, puting susunya tidak memperlihatkan adanya perubahan dan sama sekali tidak ada nyeri spontan.
• Nekrosis lemak : jenis tumor ini hampir menyerupai keganasan akan yakni teraba keras saat diraba. Cuma bedanya dengan kanker payudara adalah nekrosis lemak ini jarang sekali mengalami pembesaran. Jarang belum tentu tidak bisa membesar.
Pengobatan untuk kasus ini dilakukan dengan cara eksisi (operasi).
d. Kanker Payudara
• Karsinoma Mamae, jenis ini merupakan jenis tumor payudra yang sangat ganas. Mengapa ada tumor yang dikatakan ganas tapi ada yang tidak (jinak) ? Hal ini disebabkan karena yang ganas itu itu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Misalnya dulunya cuma di payudara kanan tapi beberapa bulan kemudian muncul juga di kiri atau anak sebarnya menyangkut di paru-paru. Faktor resiko penyakit ini adalah : wanita yang kelamaan tidak memiliki anak (infertil). Hal ini dikarenakan ada yang saat hamil tidak mengalami ovulasi, penekanan ovulasi itulah yang dapat menekan resiko terjadinya Ca Mamae. Yang kedua adalah wanita yang anggota keluarganya ada yang sakit kanker payudara (heredofamilial).
Pengobatan untuk kasus ini tidak cukup hanya dilakukan pembedahan tetapi harus dilakukan sesuai dengan tingakat keganasannya. Sehingga setelah dibedah kadang ada yang harus di sinar, ada yang harus menjalani kemoterapi, ada yang dilakukan operasi untuk mengambil indung telurnya (ooforektomi).
Tumor PayudaraTumor jinak dan padat bisa berkembang dalam jaringan serat payudara . Tumor semacam ini umum diderita remaja wanita, meskipun dapat terjadi pada wanita segala usia. Biasanya dilakukan biopsi untuk melihat adanya keganasan.Menurut Melvin J Siverstein, MD , " Sebaiknya tumor semacam itu diangkat, terutama jika menimbulkan rasa sakit ( jarang terjadi ) atau jika menyebabkan rasa tidak nyaman. Pengangkatan tumor dilakukan dengan operasi . "
PENGERTIAN
1. Fibroadenoma adalah suatu tumor jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan ikat.
2. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.
PENYEBAB GANGGUAN
1. Peningkatan aktivitas Estrogen yang absolut atau relatif.
2. Genetik : payudara
3. Faktor-faktor predisposisi :
a. Usia : < 30 tahun
b. Jenis kelamin
c. Geografi
d. Pekerjaan
e. Hereditas
f. Diet
g. Stress
h. Lesi prekanker
TANDA & GEJALA
1. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
2. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
3. Ada penekanan pada jaringan sekitar
4. Ada batas yang tegas
5. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa ( Giant Fibroadenoma )
6. Memiliki kapsul dan soliter
7. Benjolan dapat digerakkan
8. Pertumbuhannya lambat
9. Mudah diangkat dengan lokal surgery
10. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
PATOFISIOLOGIFibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Pembagian fibroadenoma berdasarkan histologik yaitu :
1. Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2. Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Biopsi
2. Pembedahan
3. Hormonal
4. PET ( Positron Emision Tomografi )
5. Mammografi
6. Angiografi
7. MRI
8. CT – Scan
9. Foto Rontqen ( x – ray )
10. Blood Study
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
1. Faktor-faktor resiko
2. Pemerikasaan payudara sendiri
3. Pemeriksaan klinik
4. Mammografi
5. Melaporkan tanda dan gejala pada sumber/ahli untuk mendapat perawatan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan,
Gangguan ganbaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan pembedahan
Resiko tinggi gangguan integritas jaringan/kulit berhubungan dengan efek treatment.
RENCANA KEPERAWATAN
Dx 1
Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan syaraf, suplay vaskularisasi atau efek samping therapy/tindakan,
Tujuan
Nyeri berkurang/dapat teratasi dengan kriteria :
- Melaporkan rasa nyeri yang sudah teratasi (rasa nyeri berkurang)
- Dapat mongontrol ADLs seminimal mungkin.
Dapat mendemontrasikan keterampilan relaksasi dan aktivitas diversional sesuai situasi individu.
Intervensi
Independent :
1. Kaji riwayat nyeri seperti lokasi; frekwensi ; durasi dan intensitas (skala 1 – 10) dan upaya untuk mengurangi nyeri.
2. Beri kenyamanan dengan mengatur posisi klien dan aktivitas diversional.
3. Dorong penggunaan stress management seperti tehnik relaksasi, visualisasi, komunikasi therapeutik melalui sentuhan.
4. Evaluasi/Kontrol berkurangnya rasa nyeri. Sesuaikan pemberian medikasi sesuai kebutuhannya
Kolaborasi :
5. Kembangkan rencana management penanganan sakit dengan klien dan dokter
Beri analgetik sesuai indikasi dan dosis yang tepat.
Rasional
1. Informasi merupakan data dasar untuk evaluasi atau efektifitas intervensi yang dilakukan. Pengalaman nyeri setiap individu bervariasi karena mengganggu fisik dan psikologi.
2. Menolong dan meningkatkan relaksasi dan refokus
3. Melibatkan dan memberikan partisipasi aktif untuk meningkatkan kontrol
4. Tujuan umum/maksimal mengomtrol tingkat nyeri dan minimum ada keterlibatan dalam ADLs.
5. Rencana terorganisasi dan meningkatkan kesempatan dalam mengontrol rasa sakit. Klien harus berpartisipasi aktif dalam perawatan di rumah.
6. Nyeri merupakan dampak/komplikasi suatu tindakan atau keadaan penyakit serta perbedaan respon individu.
Dx 2
Gangguan ganbaran diri (body image) berhubungan dengan tindakan pembedahan
Tujuan
Gambaran diri berkembang secara positif dengan kriteria :
- Mengerti tentang perubahan pada tubuh.
- Menerima situasi yang terjadi pada dirinya.
- Mulai mengembangkan mekanisme koping pemecahan masalah.
- Menunjukkan penyesuaian terhadap perubahan.
- Dapat menerima realita.
Hubungan interpersonal adekuat.
Intervensi
1. Diskusi dengan klien tentang diagnosa dan tindakan guna membantu klien agar dapat aktif kembali sesuai ADLs.
2. Review/antisipasi efek samping kaitan dengan tindakan yang dilakukan termasuk efek yang mengganggu aktivitas seksual.
3. Dorong untuk melakukan diskusi dan menerima pemecahan masalah dari efek yang terjadi.
4. Beri informasi/ konseling sesering mungkin.
5. Beri dorongan/ support psikologis.
6. Gunakan sentuhan perasaan selama melakukan interaksi (pertahankan kontak mata).
Kolaborasi :
7. Refer klien pada kelompok program tertentu.
8. Refer pada sumber/ahli lain sesuai indikasi.
Rasional
1. Menerima dam mengerti tentang hal-hal yang dilakukan merupakan awal proses penyelesaian masalah.
2. Antisipasi dini dapat menolong klien untuk mengawali proses adaptasi dalam mempersiapkan hal-hal yang dapat terjadi.
3. Dimungkinkan dapat menolong menurunkan masalah dengan keterlibatan sehingga dapat menerima tindakan yang dilakukan.
4. Validasi tentang kenyataan perasaan klien dan berikan tehnik koping sesuai kebutuhan.
5. Klien dengan gangguan neoplasma kanker membutuhkan support tambahan selama periode tersebut.
6. Penghargaan dan perhatian merupakan hal penting yang diharapkan klien guna menurunkan perasaan klien akan keraguan / ketidaknyamanan.
7. Grup support biasanya sangat bermanfaat bagi klien dengan meningkatkan kontak dengan klien lain dengan masalah sama.
8. Mungkin berguna untuk mempertahankan struktur psikososial.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Long, Barbara C. (1996). Keperawatn Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
FIBRO ADENOMA MAMMAE
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Adanya fibroadenoma atau yang biasa dikenal dengan tumor payudara membuat kaum wanita selalu cemas tentang keadaan pada dirinya. Terkadang mereka beranggapan bahwa tumor ini adalah sama dengan kanker. Yang perlu ditekankan adalah kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang ganas.
1. DEFINISI
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula dan fibrosa. Secara histologi:
intracanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang secara tidak teratur dibentuk dari pemecahan antara stroma fibrosa yang mengandung serat jaringan epitel.
pericanalicular fibroadenoma; fibroadenoma pada payudara yang menyerupai kelenjar atau kista yang dilingkari oleh jaringan epitel pada satu atau banyak lapisan.
Tumor ini dibatasi letaknya dengan jaringan mammae oleh suatu jaringan penghubung.
Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon estrogen.
Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
• Common Fibroadenoma
• Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
• Juvenile fibroadenoma pada remaja.
2. PENYEBAB
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.
3. GEJALA
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet
4. PATOLOGI
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.
Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicularf.).
5. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
• Umur:
Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun
6. TREATMENT
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.
7. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air susu. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan.
Kulit daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai sexually responsive organ.
ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung jawab.
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Kemungkinan klien pernah mendapat sinar radiasi pada buah dada. Ada kalanya klien pernah memperoleh terapi hormon untuk mendapatkan anak.
b. Riwayat Keseahatan Sekarang
Klien dengan post FAM akan tersa nyeri karena prosedur pembedahan, aktifitas menurun, nafsu makan menurun, stres/ takut terhadap penyakit dan harapan yang akan datang.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Walaupun FAM bukan penyakit turunan tetapi angka statistik akan menunjukan bahwa FAM sering ditemukan pada wanita yang mempunyai hubungan keluarga.
3. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
• Klien akan merasa cemas denngan penyakitnya.
• Kadang kala klien marah pada tim kesehatan terhadap tindakan operasi yang akan dilakukan.
• Kadang – kadang klien sering bertanya, mengapa saya yang yang sakit, mengapa tidak orang lain saja yang sakit.
• Ada kalanya klien tidak mau ada orang yang menjenguknya.
4. RIWAYAT SPIRITUAL
Biasanya klien dengan FAM tidak mengalami gangguan dalam menjalani ibadah.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium
• LED meningkat.
• Serum alkali pospalse meningkat.
• Hipercalsemia.
b. Rontgen thorax dan alat lain
Untuk menentukan apakah sudah ada metastase atau belum.
B. KEMUNGKINAN DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d efek luka pembedahan.
2. Kecemasan tingkat sedang b/d kurangnya pengetehuan tentang pentingnya operasi.
3. Takut kehilangan fungsi mammae b/d kurangnya pengetahuan tentang tindakan operasi.
C. PERENCANAAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d efek luka pembedahan.
Tujuan : nyeri bisa diatasi, rasa nyaman dapat dipenuhi.
Dengan kriteria :
- Nyeri berkurang.
- Rasa nyaman terpenuhi.
Intervensi :
Kaji faktor – faktor yang dapat menurunkan toleransi klien terhadap nyeri dan diskusikan alasan mengapa klien mengalami peningkatan nyeri.
Alihakan perahatian klien pada waktu serangan nyeri akut, seperti : nafas dalam, membaca koran, mendiskusikan hal – hal yang menarik.
Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri.
Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat – obat analgetik.
2. Kecemasan tingkat sedang b/d kurangnya pengetehuan tentang pentingnya operasi.
Tujuan : kecemasan klien dapat teratasi.
Kriteria :
- Klien dapat mengungkapkan perasaan cemasnya secara terbuaka.
- Klien dapat bekerja sama dalam tindakan.
- Klien terlihat tenang.
Intervensi :
Lakukan pendekatan dengan klien dan keluarga.
Gunakan komunikasi efektif dan mudah dipahami.
 Monitor tingkat kecemasan melalui observasi.
Pertahankan lingkungan yang aman dan tenang.
Berikan penjelasan tentang pentingnya operasi.
Anjurkan klien untuk mendekatkan diri pada tuhan.
3. Takut kehilangan fungsi mammae b/d kurangnya pengetahuan tentang tindakan operasi.
Tujuan : klien mengerti tentang penyakitnya dan manfaat dari operasi.
Kriteria :
- Klien dapat mengungkapkan penerimaannya tentang penyakit yang dideritanya.
- Klien tampak lebih tenang.
- Klien berpatisipasi dalam pelaksanaan tindakan.
Intervensi :
Berikan penjelasan pada klien manfaat dari operasi.
Perbaiki persepsi klien yang salah dengan memberikan informasi yang adekuat.
Beri contoh pada klien orang yang pernah mengalami operasi yang sama dan mammaenya dapat berfungsi dengan baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar